Welcome

Irrasshaimasein ^^

Jumat, 16 Maret 2012

Old Teenager Ch 3

Yoohoo, chapter 3 is come! *sfx : Heroes Come Back!*
Hehehehe.  Saya tahu ini sangat telat, tapi saya juga tahu bahwa tidak aka nada yang mau menunggu update-an fic ini. T.T
Tapi, dengan pe-de-nya saya update fic ini karena merupakan kewajiban, mungkin.
Oh, iya. Kalau buat yang udah baca, apa kalian gak merasa ganjil? Itu looh, di chapter 1 saya bilang bahwa Kabuto adalah partner kerja Sasuke di Jiraiya’s Book, tapi di chapter 2 saya juga bilang bahwa Kabuto juga adalah partner kerja Itachi. Suatu kesalahan yang fatal, pemirsaaaa.. Nati saya akan rubah, kok.

Title:
Old Teenager
Disclaimer :
Masashi Kishimoto. Bang, boleh tak saya minta Naruto buat jadi kucing saya?
Rated :
T. Sebenarnya saya mau M!
Genre :
Drama, Romance.
Pairing :
SasuNaru (akhirnya kuputuskan!), ItaKyuu. Dan bukan berarti tidak akan ada pair lain.
Warning :
Saya tahu ini fic Shounen-ai. Jadi, tolong untuk orang-orang yang tidak suka. Klik Back/Close. BL, AU, OOC, Typo, dll.
Teu resep? Tong maca. (Don’t Like? Don’t Read)
Chapter 3
“Oi, Sasuke! Antar aku ke ruang kepala sekolah!” teriak Naruto sambil mengejar Sasuke yang berjalan di depannya dengan terburu-buru.
“Kau cari sendiri saja, aku malas!” balas Sasuke sambil terus berjalan.
“Aku ‘kan tidak tahu dimana tempatnya, Teme!”
“Makanya aku suruh kau untuk mencarinya, Dobe!”
“Gah! Kau ini!” Naruto pun berhenti mengejar Sasuke dan memilih untuk mencari sendiri dimana ruang kepala sekolah berada. Dia melebarkan pandangan ke berbagai arah, mencari arah yang paling tepat sesuai feelingnya.
“Hm, mungkin disitu.” gumamnya, lalu berjalan ke arah sisi kanannya dimana ada sebuah tangga yang mengarah ke lantai dua berlawanan dengan Sasuke yang sudah berjalan jauh.
Dodol Garut
‘Tok Tok’
“Hmm?? Siaphaaahh??” seorang wanita cantik yang tertidur (tadinya) di sebuah meja dengan kumpulan berkas-berkas dan botol-botol sake yang berserakan, terbangun saat mendengar suara ketukan di ruangannya.
“Maaf, boleh saya masuk?” tanya seseorang dari balik pintu tersebut. Wanita cantik tadi pun menggeram kesal karena acara tidurnya diganggu. Dengan tidak rela, wanita tersebut menyuruh orang yang sudah mengganggunya untuk masuk tanpa membereskan sisa-sisa botol sake.
“Maaf. Saya murid baru disini. Saya mau mendaftar,” ucap Naruto –orang yang menggangu- sopan. Dia menunggu di dekat pintu sebelum dipersilahkan untuk masuk dan duduk.
“Hnn? Murid baru? Baiklah, nanti aku akan mendatamu, sekarang pergi dari ruanganku, kau mengganggu saja!” usir wanita tersebut. Naruto mengangkat sebelah alisnya, tanpa ba bi bu lagi, dia pun segera pergi dari ruangan berbau alkohol tersebut. Dia merasakan firasat yang buruk jika dia berlama-lama di sana.
“Kalau begitu saya permisi dulu Tsunade-sama,”
Tolong catat nama Tsunade sebagai kepala sekolah paling buruk..
Dodol Garut
“OHAYOU, MINNAAA!!”
“BERISIIIIIIKKK!!!”
“Kenapa? Bukankah menyapa orang-orang di pagi hari itu merupakan awal semangat untuk para anak muda? Marilah, kawan! Kobarkan semangat masa muda kita!!”
“BERISIIIIIIKKK!!!”
“Hah? Ya sudahlah, mungkin kalian sedang dilanda masalah, sehingga kalian tidak bersemangat seperti biasanya,”
“Bisakah kau berhenti bicara, Lee?”  seorang gadis bercepol dua yang duduk di bangku paling depan berkata pada Lee, seorang pemuda overdosis semangat (?) yang diduga merupakan anak dari Guy-sensei yang merupakan guru olah raga di Konoha Internasional High School ini.
“Ah? Tenten-chan? Apa perkataanku membuatmu terganggu?” tanya Lee polos.
“IYA!” jawab seluruh murid dengan serentak. Lee pundung di pojokan.
“Duduk di bangku kalian masing-masing. Simpan komik, majalah porno, PSP, dan kosmetik kalian. Berhenti menelepon pacar dan menyalin tugas kalian, keluarkan tugas di meja masing-masing karena aku akan memeriksa satu per satu pekerjaan kalian. Jangan menjelek-jelekkanku dari belakang,” guru bermasker hitam dengan sebuah novel misterius di tangan kirinya itu berjalan dengan santai ke arah meja guru tanpa mengalihkan matanya dari ‘Forbidden Novel’-nya. Sesuai dengan perintahnya yang lancar dan mulus karena terlalu sering diucapkan, seluruh murid pun menurutinya.
“Sensei! Kenapa Sensei datang tepat waktu?” celetuk salah satu murid yang ada di kelas tersebut. Semua murid yang ada disitu mengangguk setuju dengan murid tadi.
“Hm? Kiba-kun, kau ingin tahu kenapa aku datang tepat waktu?” tanya Kakashi, guru bermasker hitam. Matanya tetap fokus terhadap novel-nya.
“Tentu, sensei.” jawab Kiba.
“Baiklah. Kau yang disana! Kau boleh masuk sekarang,” suruh Kakashi. Seluruh murid yang ada di kelas tersebut langsung mengalihkan pandangannya dari sensei mesum mereka ke arah pintu kelas yang menampilkan seorang pemuda berparas manis tapi keren memasuki ruangan kelas mereka. Pemuda tersebut berjalan ke arah Kakashi dan berdiri di sampingnya menghadap para murid yang sedang menatapnya kagum.
“Kita kedatangan murid baru, anak-anak. Itulah yang membuatku harus datang tepat waktu. Sekarang, perkenalkan dirimu.”  jelas Kakashi –masih membaca novelnya-. Para murid mengangguk-anggukan kepalanya tanda mengerti kenapa sensei-nya datang tepat waktu.
“Emm, namaku Uzumaki Naruto. Makanan kesukaanku adalah ramen. Aku paling suka membelinya di warung Ichiraku, karena disana harganya murah dan rasanya enak. Hal yang aku benci adalah menunggu selama 3 menit sampai ramen instant-ku masak. Hal yang kusuka tentu saja ramen. Mohon bantuannya,”
“Ooohh,” seluruh murid ber-oh ria. Kecuali seseorang yang duduk di bangku kedua dari belakang yang menatapnya dengan tatapan kesal.
“Kenapa aku harus satu kelas dengan si Dobe?” tanyanya.
Dodol Garut
“Sasuke..”
“…”
“Oi! Sasuke!”
“…”
“TEME!”
“… Dobe,”
“Hei! Giliran menghina kau merespon!”
“…”
“Kenapa raut wajahmu seperti tidak suka seperti itu? Ada apa memangnya?” tanya Naruto pada Sasuke dengan raut wajah yang seolah-olah merengek karena diacuhkan. Sasuke sendiri yang memang sejak tadi tidak suka ada Naruto bersamanya, hanya bisa menghela nafas berkali-kali. Ditambah suasana ramai yang sangat memekakan telinga karena mereka sedang ada di kantin, tepat di meja tengah.
“Kenapa kau memutuskan untuk bersekolah? Padahal pria tua sepertimu sudah seharusnya bekerja!” kata Sasuke. Naruto yang akhirnya mendapat respon yang walaupun tidak baik itu, antusias untuk menjawab pertanyaan Sasuke.
“Hmm, sebenarnya aku hanya main-main saja, kok!” jawab Naruto.
“Kau anggap sekolah main-main?” tanya Sasuke. Naruto mengangguk.
“Apa lagi? Habisnya, aku tidak punya kegiatan yang harus aku kerjakan. Akhirnya aku lebih baik kembali sekolah, kau tahulah masa-masa sekolah itu biasanya menyenangkan. Benar?”
“Tapi kau kan bisa bekerja! Kau pewaris tunggal Namikae Corp! Tidakkah kau mau meneruskan pekerjaan orangtuamu?” tanya Sasuke dengan nada tinggi. Naruto terdiam sejenak, lalu tersenyum kecut.
“Aku tidak akan pernah meneruskan pekerjaan busuk itu,” ucap Naruto lirih dan tajam. Sasuke terheran mendengar pernyataan Naruto. “Busuk? Apa maksudmu?”
“Ya, busuk. Dan aku tidak akan pernah meneruskannya. Selamanya, tidak akan pernah.”
“Kenapa bisa kau bilang itu perkerjaan busuk?” tanya Sasuke.
“Hhh. Ini semua karena kaasan,” jawab Naruto.
“Kaasan?”
“Ya. Saat itu, aku masih berumur 10 tahun. Kami sangat miskin saat itu, tidak punya apa-apa bahkan rumah pun kami tidak punya. Aku, kaasan dan tousan tinggal di rumah baasan. Aku tahu baasan orang yang baik, tapi karena kaasan merasa tidak enak karena harus tinggal di rumah baasan terus, akhirnya kaasan memutuskan untuk mencari apartement sederhana untuk kami tinggali. Tousan menyetujuinya, walaupun dia tidak punya simpanan yang besar karena dia baru saja dipecat dari kantornya. Dan akhirnya kami pun tinggal di apartment kecil yang murah. Tousan mulai mencari-cari pekerjaan. Berbagai kantor dan perusahaan sudah dia datangi, tapi tidak ada satupun yang menerimanya, karena saat itu lowongan pekerjaan tidak ada. Sampai suatu hari, tousan pulang dengan lesu setelah mencari-cari pekerjaan. Kaasan menghampirinya dan menanyakan apa yang sudah terjadi. Bukannya menjawab, Tousan malah meminta maaf tidak henti-hentinya pada kaasan. Setelah tahu apa yang terjadi, ternyata tousan menjual kaasan ke seorang lelaki yang memberinya sebuah cabang perusahaan. Kaasan tidak bisa menolak, karena lelaki tersebut terus memaksanya. Kaasan selalu disiksa agar mau melayani nafsu bejat lelaki tersebut. Yang akhirnya kaasan meninggal dunia karena tidak kuat dengan segala siksaan yang ia terima. Kaasan meninggalkan aku dan tousan yang sekarang sukses dengan perusahaannya. Sejak saat itu, aku bertekad untuk tidak akan pernah meneruskan pekerjaan tousan. Aku lebih suka menjadi seorang pengangguran daripada harus meneruskan pekerjaan busuk itu,” jelas Naruto penjang lebar. Sasuke yang menjadi pendengar baik menganggukkan kepalanya tanda mengerti.
“Aku mengerti perasaanmu. Tapi, sebaiknya kau juga tidak harus seperti ini. Mungkin, jika kau memang tidak mau meneruskan pekerjaan itu, setidaknya carilah pekerjaan lain. Jangan menghabiskan waktumu sia-sia,” ucap Sasuke menasehati.
“Haaahh! Berhenti menasehatiku! Aku lapar! Paman! Aku pesan ramen miso 9 porsi, ya!”
“HAAHH?” orang-orang yang ada di sekitar kantin cengok berjamaah. Sembilan porsi? Tenang, aslinya dia makan 15 porsi, kok.
“Tidak salah?” tanya Sasuke yang juga sempat cengok berjamaah tadi.
“Tentu saja tidak,”
Dodol Garut
“Ah, aku ini memang bodoh! Kenapa tidak mengajak dia saja, ya? Argh! Bodoh, bodoh, bodoh!”
Uchiha Itachi terlihat tidak sehat, pemirsa. Kenapa? Karena sejak beberapa menit yang lalu dia tidak henti-hentinya berbicara sendiri dan mengacak-ngacak rambut panjangnya. Faktanya, dia sedang frustasi atas kebodohan yang dilakukannya. Apa itu?
Tidak mengajak Kyuubi untuk bekerja dengannya di bar menggantikan Shino.
Haruskah dia seperti itu?
“Kau bodoh, Itachi! Bodoh!”
“Sudah, jangan mengatai dirimu sendiri! Aku tahu kau ini bodoh, jangan sampai seperti itu, aku jadi tidak tega melihatnya, bodoh!”
“Hah? Suara apa itu?” tanya Itachi.
“Seharusnya, ‘Hah? Suara siapa itu?’, bodoh!”
“Ah, benar juga. Hah? Suara siapa itu?” dengan begonya Itachi menuruti kata-kata ‘misterius’ itu. Itachi benar-benar tidak waras, pemirsa.
“Nice. Ini aku, Kyuubi!” ucap Kyuubi lalu mensejajarkan diri dengan Itachi yang sejak tadi mematung mendengar ‘suara-suara gaib’. Padahal, sejak tadi Kyuubi berjalan di belakang mengikutinya.
“K-Kyuubi?” ucap Itachi terbata-bata melihat orang yang sejak tadi menjadi pikirannya sekarang muncul di sampingnya bagai roh halus.
“Ya?” Kyuubi memasang wajah super Innocent. Itachi mimisan (?). Gak, ding!
“Ini benar kau? Uzumaki Kyuubi Si Illusionist Gak Jadi?” tanya Itachi antusias sambil menggoyang-goyangkan tubuh Kyuubi dengan mata berbinar-binar.
“Hey! Kau tidak perlu mengejekku! Iya! Ini aku!” jawab Kyuubi yang sebal karena diejek secara tidak langsung.
“Akhirnya aku menemukanmu, Kyuu~~” ucap Itachi lebay sambil memeluk Kyuubi sampai mati. Bohong!
“Aduuuh! Memangnya kenapa? Lepas, bodoh!” Kyuubi berontak di pelukan Itachong. Namun Itachi malah mempererat pelukannya dan mulai membuka ba-WOI!! INI BUKAN RATED MATURE!!
Maaf, ulangi.
“Aduuh! Memangnya kenapa? Lepas, bodoh!” Kyuubi berusaha menjauhkan tubuh Itachi dari tubuhnya. Berhasil.
“Hah, to the point aja, ya?”
“Apa?”
“Kau mau jadi pacarku?” SALAH!
“Kau mau bekerja denganku di bar? Bar kami kekurangan pegawai, jadi aku ingin mengajakmu untuk bekerja denganku. Aku tahu kau belum mendapat pekerjaan. Jadi, aku mengajakmu. Bagaimana?” tawar Itachi.
“Pekerjaan?”
“Hum,”
Kyuubi berpikir sejenak.
“Halah! Jangan sok berpikir segala! Kau butuh pekerjaan kan?”
“Yee! Biar agak keren! Jadi aku tidak dianggap murahan! Dasar! Tidak bisa diajak kompromi!”
“Sok!”
Dodol Garut
“Baiklah, anak-anak. Hari ini adalah pelajaran-ku. Di jam ini, aku ingin kalian maju ke depan dengan membawa partner kalian masing-masing untuk melakukan sebuah percakapan bebas. Tentunya dengan menggunakan bahasa Inggris. Mengerti?” jelas seorang guru berjanggut a.k.a Asuma-sensei.
“Mengerti, sensei.” jawab seluruh murid.
“Baik. Aku yang akan menentukan partner kalian. First, Yamanaka Ino with Hyuuga Hinata. Show your perform!” Ino dan Hinata yang dipanggil segera maju ke depan. Mereka pun berhadap-hadapan dengan jarak sekitar 2 meter-an.
“E-emm. I-Ino-chan. H-how are you today?” Hinata memulai.
“Of course fine. Cause I always take myself. And you?”
“F-fine too.”
“Oh, nice. Hinata, I wanna ask you something. Can I?”
“Y-yes. What is it?”
“What product are you wear to treat your body? I can see that your body is slim. I wanna like you too.”  Semua murid memutar bola mata mereka mendengar perkataan Ino. Tidak aneh kalau Ino adalah gadis sexy nan centil yang bisa frustasi jika berat badannya naik bahkan mungkin hanya beberapa ons saja.
“P-product? I don’t use any products to treat my body. I-I just do the usual thing,” jawab Hinata.
“Usual thing? What is it?”
“E-emm.. eat well, sport, a-and don’t much to think about something. And.. and.. and.. just that,”
“Just that? So simple, heh? Ok, I will try. Thanks, Hinata!”
“You’re welcome, Ino-chan,”
*sfx : applause*
“Okay, okay.. Please sit on your chair. Now, I want to ask Nara Shikamaru with Aburame Shino to come forward. Show your perform!” Asuma-sensei memanggil Shikamaru dan Shino untuk meju ke depan. Tentu saja dengan ogah-ogahan Shikamaru maju sambil menggerutu. Sedangkan Shino? Still calm down.
“Hi..” sapa Shikamaru malas.
“…hi.” balas Shino tenang.
“You start first, hoaaahmm..” malah menguap. ==
“Me?” still calm down.
“Ya..”
“Really?” still calm down.
“Hmm,”
“Okay,” still calm down.
“Hmmmm,”
“Are you sure?” still calm down.
“Hmmmmmmm, ZZZzzzzzzzz..zz..zzzz…Groookk (?)” kau tahu apa yang terjadi..
“Are you sleep?” JELAS!
“ZZZZzzzzzz… zzzz..”
“ENOUGH! THIS IS VERY BORING! BACK TO YOUR CHAIR!” ledak Asuma-sensei. Siapa yang tidak bosan? Bahkan kalau kita lihat ke arah murid-murid, kita bisa melihat lautan orang-orang tertidur –minus Sasuke, Sai, Neji, dan Gaara- di meja-nya masing-masing.
“Okay, sensei.” still calm down. =,=
“Please guide Shikamaru back to his chair!”
Shino pun menurut, dengan tenang dia menuntun Shikamaru yang sedang tertidur pulas dalam posisi berdiri. ==
“Zzz.. mhendokhusheiii… zzz..” gumam Shikamaru yang merasa tidurnya diganggu. Anak ini, dimanapun, kapanpun, dan bagaimanapun, selalu bisa tidur dengan pulas. Give him applause! #plok
“Next, Uchiha Sasuke with Sabaku no Gaara. Show your perform!”
Oke, dua pria tampan ini maju ke depan dengan cool-nya. Sebenarnya hanya Gaara.. Sasuke tidak terlalu.
“Good afternoon,” sapa Sasuke sambil mengangkat sebelah tangannya sebatas telinganya.
“Afternoon,” balas Gaara.
“Hn, I hear that you will move to Kirigakure. Really?” tanya Sasuke.
“Ya.”
“Oh,”
“…”
“…”
“…”
“…err. Can you speak?”
“Ya.”
“Hhh.. I mean, can’t you not speak a little?”
“Ya.”
“Gaara. I know you are stoic. But for now,  please talk a lot!”
“Alright.”
“Haaahh.. sensei, I give up!” dengan itu, Sasuke pun kembali ke kursinya dengan hati yang penuh kekesalan.
Catatan Sasuke hari ini : ‘Jangan pernah bicara dengan Sabaku no Gaara.’
“Err.. Gaara, please sit down.” Entah kenapa Asuma merasa sangat ‘berbahaya’ bila dekat dengan Gaara. Entah kenapa, entah kenapa.. dia pun tidak tahu. Gaara mengangguk dan berjalan ke arah kursinya dengan cool.
“Ahem! Alright, next I want to Rock Lee and Uzumaki Naru- Uzumaki Naruto? Who is he? Is he a new student?”
“Ya, sensei.” jawab siswi yang ada di bangku paling depan.
“Oh, ya? Where is he? I’m not look him yet. Uzumaki Naruto, please raise your hand.”
“…”
“Uzumaki Naruto?”
“Dimana Naruto-kun? Jika dia tidak ada, lantas bagaimana aku bisa maju ke depan? Ah, dimana Naruto-kun?” oceh Lee Ijo lebay.
“Hei, bangkunya kosong. Dimana dia?” Sasuke yang pertama sadar bahwa Naruto tidak kembali ke kelasnya, menepuk jidatnya.
‘Kemana si Dobe itu?’
“Sorry, sensei. I will find him. Excuse me,” Sasuke pun bangkit dari kursinya dan berjalan ke arah pintu kelas.
“Ya, find him.”
Dodol Garut
“Dimana dia? Ck, merepotkan!” (Shikamaru : Oi, jangan pakai trademark-ku!)
Sasuke tengah kalang kabut mencari sosok kuning yang menghilang sejak istirahat pertama selesai. Dia sudah mencari ke segala penjuru sekolah, tapi belum ketemu. Bodohnya kenapa dia baru sadar bahwa pria kuning tersebut menghilang. Dia juga bingung kenapa pula dia yang harus mencarinya. Ah, karena dia satu-satunya orang yang dekat dengannya di sekolah ini tentu saja. Ck, mendokusei~ (Shikammaru : Oi!)
“Haahh! Baka Dobe! Naruto! Dimana kau!” teriak Sasuke yang sekarang ada di halaman belakang sekolah. Di tempat ini tidak ada bangunan sama sekali kecuali sekolah tentunya. Yang ada hanya hamparan rumput-rumput hijau yang lumayan panjang. Tapi, hawa disini sangat sejuk. Sasuke berlari semakin jauh dari bangunan sekolah. Entah apa yang membawanya bisa sampai kesini. Tapi dia yakin bahwa Si Baka Dobe itu ada di sekitar sini. Sambil kepalanya melirik ke segala arah, Sasuke berteriak-teriak layaknya orang gila-dor. Err.. Sasuke berteriak-teriak memanggil nama Naruto.
“Naruto! Dimana kau!”
“Berisiiiiikkk!!” seru seseorang. Sasuke yang mendengar itu segera mengalihkan pandangannya ke atas. Tepat dimana seseorang yang dicarinya sedang bersandar pada batang pohon oak di sampingnya. Naruto sepertinya baru saja tertidur, terbukti dengan iler-nya yang meluber di sekitar mulutnya. Hiiiiii… yaiks!
“Dobe! Kemana saja kau!”
“Hah, aku hanya ingin tidur..” Naruto bersiap untuk turun dari atas pohon. Dia turun dengan sangat hati-hati. Sasuke yang ada di bawahnya sangat berharap Naruto akan jatuh. Tapi sayang, Naruto tetaplah seorang-seekor primata yang ahli dalam panjat-memanjat. #rasenshuriken
“Tidur di atas pohon?” Sasuke menaikkan sebelah alisnya, lalu tak lama kemudian dia duduk di atas rumput tempatnya berdiri. Naruto menyusul Sasuke dan duduk di sampingnya.
“Yaaa.. saat aku masih sekolah dulu, aku sering tidur di atas pohon. Karena itu, aku pergi ke sini dan kebetulan menemukan pohon oak ini. Pohon oak ini sangat rindang, jadi aku tertidur pulas. Tapi, sejak kau datang berteriak-teriak, tentu saja aku terbangun. Gah! Kau mengganggu saja!” Naruto menidurkan diri di atas rumput. Sasuke melihatnya dengan tatapan tajam.
“Bukannya berterima kasih karena aku datang! Asuma-sensei tadi memanggilmu, jadi aku datang kesini untuk mencarimu, baka!”
“Hei, tidak usah menghinakaku, Teme!”
“Kau juga!”
“Ayam!”
“Durian!”
“Biru!”
“Kuning!”
“Dasar gelap!”
“Dasar terang!”
“Apa-apaan itu? Hah, sudahlah. Lebih baik kita kembali ke kelas!” seru Naruto dan berdiri. Lalu berjalan meninggalkan Sasuke yang masih duduk.
“Grrrhh~ menyebalkan!”
“Oh, ya Sasuke! Nanti malam siap-siap, ya? Ajak Itachi dan Kyuubi juga. Jam 7 malam aku akan menjemput kalian. Let’s go to the party!” teriak Naruto dari kejauhan sambil berlari-lari tanpa melihat ke arah Sasuke.
“Ha?”
Omake… To be continue..
Akhirnya selesai..
Saya mau curhat dulu.. #ha
Salah satu penyebab saya update lama adalah.. saya sedang dilanda kebingungan (halah!) antara jadi Fujoshi atau berhenti jadi Fujoshi. Saya sadar jadi seorang Fujoshi itu salah, jadi saya sempat berhenti jadi Fujoshi dan mengubah konsep cerita ini 180 derajat jadi beda. Tapi beberapa hari kemudian.. kok saya ngerasa gelisah banget kalau liat shounen-ai. Rasanya kehilangan banget. Lalu, saya coba liat video-video Yaoi lagi karena kangeeennnnn banget. Dan dan dan dan akhirnyaaaa… saya malah keterusan lagi. T.T
Susah banget buat ngilangin segala yang berbau Yaoi/Shounen-ai. Jadiiii… untuk saat ini saya masih tetap ingin jadi seorang Fujoshi. :D
Apalagi…. Di kelas saya ada cowok ukeeeee!! Kyaaa!! Saya pasangin aja sma temen sebangku-nya yang kebetulan cocok banget! Apalagi waktu olahraga, mereka dua-duaan naik becak-becak-an!! Huwaaaaa!!!
.
.
Saran, kritik, konkrit, flame, dan segala-galanya saya terima dengan lapang dada.
Review, minna? ^^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar